Lafal doa semacam di bawah ini justru bukan bermakna meminta kepada Allah.

Dream - Doa adalah senjata bagi seorang mukmin. Mukmin yang tengah berdoa seperti mengetuk pintu langit agar semua harapan dapat terwujud.

Segala permohonan seorang hamba kepada Rabb-nya demi meraih karunia-Nya dipanjatkan lewat doa. Memohon rahmat dan kebaikan disertai sikap merendahkan diri atau tawadhu dan senantiasa mengagungkan Dzat Tuhan.

Tak hanya itu, doa juga perintah langsung dari Allah kepada semua hamba-Nya yang memiliki keinginan dan harapan. Allah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada hamba-Nya untuk memohon apapun.

Tetapi, Allah hanya membolehkan setiap doa tertuju pada-Nya, bukan pada lainnya. Karena hanya Allah yang memiliki kuasa untuk mewujudkan segala sesuatu.

Perintah tersebut merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Doa menjadi sarana seorang hamba berinteraksi langsung dengan Rabb-nya.

Dengan doa pula, seseorang dapat meraih ketenangan jiwa, kedamaian, maupun kesejahteraan hidup. Rasulullah Muhammad SAW bersabda demikian.

Doa adalah senjata orang yang beriman, pondasi agama, dan cahayanya langit dan bumi.

Adab Doa

Rasulullah sudah mengajarkan banyak sekali doa bagi umat Islam. Misalkan, doa saat akan makan, memulai perjalanan, berlindung dari dosa dan kemaksiatan, terhindar dari bencana, hingga meraih rezeki berkah dan berlimpah.

Namun demikian, ada doa yang dilarang oleh Rasulullah. Doa ini tidak boleh diucapkan oleh semua orang.

Larangan ini terkait dengan adab dalam berdoa. Di antara sekian adab, beberapa di antaranya seseorang harus meyakini Allah akan mengabulkan doanya, selalu berprasangka baik kepada Allah saat berdoa, khusyu', memuji Allah, bershalawat kepada Rasulullah, menghadap kiblat, memohon ampun, dan lain sebagainya.

Lafal Doa yang Dilarang

Sedangkan doa yang dilarang, yaitu doa yang isinya terkesan menghina Allah. Lafal doa yang dilarang itu adalah sebagai berikut.

Allahummagh firli in syikta, Allahummar hamni in syikta.

Artinya,

" Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau berkenan, Ya Allah, rahmatilah aku jika Engkau berkenan."

Lafal ini mengandung makna penghinaan kepada Allah. Dengan mengatakan 'jika Engkau berkenan" sama dengan menganggap Allah tidak akan mengampuni atau merahmati hamba-Nya.

Hal ini bertentangan dengan sifat Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dalam hadis Qudsi, dijelaskan rasa sayang Allah kepada hamba-Nya mendahului murka-Nya, sehingga Allah lebih suka menyayangi dan mengampuni hamba-Nya.

Jadi, jangan pernah melafalkan doa seperti di atas. Yakinlah bahwa Allah akan mengabulkan segala permintaan kita.